Makalah
SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN
ADAT ISTIADAT MELAYU
Diajukan
untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah
Islam dan Tamadun Melayu
DOSEN PENGAMPU : H.
MULYADI, S.Ag.,M.Si
DISUSUN OLEH : KELOMPOK V
CHIKA ANJAR SARI
DEWI YULIANTI
LUTFI
SEMESTER VI
(ENAM)
PGMI B
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
TAHUN
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena atas berkat dan Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Islam dan Tamadun Melayu
dengan judul “Simbol-simbol dalam Pakaian
Adat Melayu” dimana dalam makalah ini akan mendeskripsikan mengenai simbol-simbol
dalam pakaian melayu.
Pakaian merupakan symbol budaya yang menandai perkembangan
akulturasi dan kekhasan budaya tertentu.Pakaian juga dapat pula menjadi penanda
bagi pemikiran masyarakat, termasuk pakaian tradisional melayu.Pakaian
tradisional melayu terdiri dari pakaian harian dan pakaian adat. Pakaian
harian dapat dipakai setiap hari, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang
tua.Pakaian sehari-hari dikenakan untuk berbagai kegiatan harian seperti
bekerja diladang, bermain, dirumah dan lain-lain.Sedangkan Pakaian tradisional
melayu terdiri dari berbagai macam jenis pakaian.Jenis pakaian biasanya
tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan yang
dilakukan.Misalnya pada acara-acara resmi.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang
telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini
sehingga makalah ini selesai dengan tepat waktu dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tembilahan, April 2013
Penulis
Kelompok V
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C.
Tutujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pakaian Adat Melayu..................................................................................... 2
1.
Pakaian Melayu Laki-laki.................................................................... .... 4
2.
Pakaian Melayu Perempuan................................................................ .... 5
B.
Symbol dalam Pakaian Melayu................................................................. .... 6
1.
Motif .................................................................................................... .... 7
2.
Warna.................................................................................................... .... 7
3.
Cara Memakai Pakaian ........................................................................ .... 8
C.
Contoh Busana Melayu.................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 12
B.
Saran ............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pakaian
melayu sudah dikenal sejak dahulu, seperti pada masa-masa kerajaan sudah
mengenal yang namanya pakaian yang indah-indah. Pakaian merupakan symbol budaya
yang menandai perkembangan akulturasi dan kekhasan budaya tertentu.Pakaian juga
dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran masyarakat, termasuk pakaian
tradisional melayu. Pakaian tradisional melayu terdiri dari pakaian harian dan
pakaian adat.
Pakaian
harian dapat dipakai setiap hari, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua.
Pakaian sehari-hari dikenakan untuk berbagai kegiatan harian seperti bekerja
diladang, bermain, dirumah dan lain-lain
Sedangkan
Pakaian tradisional melayu terdiri dari berbagai macam jenis pakaian.Jenis
pakaian biasanya tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan
yang dilakukan.Misalnya pada acara-acara resmi.
Bagi orang
melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari
panas dan dingin, juga mengisyaratkan lambang-lambang.Lambang-lambang itu
mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
bentuk dan jenis pakaian melayu?
2.
Bagaimana
cara memakai pakaian melayu dengan benar?
3.
Apa
saja simbol yang tertera pada pakaian melayu?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk dan jenis
pakaian melayu
2. Untuk mengetahui cara memakai
pakaian melayu dengan benar
3. Untuk mengetahui symbol yang tertera
dalam pakaian melayu
BAB II
PEMBAHASAN
SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN ADAT ISTIADAT MELAYU
A.
PAKAIAN ADAT MELAYU
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah cukup banyak
gambaran yang menyatakan bahwa seseorang yang berhasil melaksanakan perintah
raja lalu ”diberi persalinan dengan selengkap pakaian” dan “memakailah pakaian
yang indah-indah. Akan tetapi, sulit mencari keterangan seperti apakah agaknya
segala macam pakaian indah-indah yang dianugerahkan itu. Namun, disebutkan
bahwa pakaian raja-raja, dengan warna Diraja (Royal Ccolour) yaitu warna
kuning, dan larang-an memakai kain tipis yang berbayang-bayang seperti kasa.
Lebih-lebih dalam Adat Raja-Raja Melayu diperoleh keterangan cukup banyak
tentang pakaian majelis (dalam arti pertamanya mengacu pada keindahan) dan
patut dibawa ke dalam majelis (dalam arti kedua yang mengacu kepada makna
perkumpulan orang ramai), sopan, dan merendahkan diri.
Dalam
Kitab Pengetahuan Bahasa yang menyatakan
pula sebagai berikut :
“Adapun pakaian orang Melayu
daripada dahulu, sehelai seluar dipakai di dalam, kemudian barulah memakai kain
bugiskah atau sutera, labuhnya hingga lepas lutut kira-kira sepelempap.
Kemudian, baharulah memakai ikat pinggang, terkadang diluar kain terkadang di
dalam kain. Kemudian barulah memakai baju, ‘belah dada’ namanya atau ‘baju
kurung’, kemudian disisipkan keris, sebelah keris kepalanya keluar tiada
meniarap, dan sapu tangan, bertanjak. Adapun seluarnya terkadang seluar ketat
berkancing kakinya. Syahdan pada penglihatan mataku sangatlah tampan
orang-orang Melayu memakai cara Melayu yang dahulu-dahulu, tiada bengis
rupanya. Adapun sekarang ini, yakni masa aku mengarang kitab ini, maka tiadalah
aku lihat lagi pakaian orang Melayu seperti pakaian adat-istiadat lama,
bercampur baur dengan kaidah pakaian orang Inggris dan Holanda.”
Pada
masa ketika Raja Ali Haji menyiapkan Kitab Pengetahuan Bahasa sekitar tahun
1858 ternyata sudah banyak bentuk pakaian Melayu yang terlupakan atau tak
dipakai orang lagi. Hal itu disebabkan deraskan pengaruh kebudayaan Barat pada
masa itu.
Bagi orang melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup
aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga mengisyaratkan
lambang-lambang.Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi oleh masyarakatnya.
Dengan adanya lambang-lambang budaya yang tersematkan di
pakaian melayu, maka kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat penting dalam
kehidupan orang melayu.Berbagai ketentuan adat mengatur bentuk, corak (motif),
warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian.Ketentuan-ketentuan itu di berlakuan
untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.[1]
Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna
dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat,
sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu
juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu[2]:
1. pakaian sebagai penutup malu, yang
berarti pakaian berfungsi sebagai alat penutup aurat, menutup aib dan malu
dalam arti yang luas. Kalau salah memakai menimbulkan malu, kalau salah corak
juga menimbulkan malu, oleh karena itu pakaian harus dibuat, ditata dan
dikenakan sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku didalam masyarakat.
2. pakaian sebagai penjemput budi, yang
berarti pakaian berfungsi untuk membentuk budi pekerti, membentuk kepribadian,
membentuk watak sehingga si pemakai tahu diri dan berakhlak mulia.
3. Pakaian penjunjung adat, yang
berarti pakaian harus mencerminkan nilai-nilai luhur yang terdapat didalam adat
dan tradisi yang hidup dalam masyarakat.
4. Pakaian sebagai penolak bala, yang
bermakna berpakaian dengan cara yang benar dan patut akan menghindarkan
pemakainya dari mendapat bahaya atau malapetaka
5. Pakaian menjunjung bangsa, yang
berarti dengan bersepadunya lambang-lambang dan nilai-nilai yang tertera
dipakaian maka terjemalah kepribadian bangsa atau masyarakat pemakainya.
Pakaian dalam budaya melayu harus mampu menunjukkan jati diri pemakainya.
Jenis pakaian melayu Pada kaum laki-
laki, yaitu:
a. Jenis-jenis pakaian untuk laki-laki
yang masih bayi adalah sebagai berikut
:
1. Gurita yaitu sejenis berut yang
dipakain pada bagian perut bayi.
2. Baju belah yaitu sejenis baju yang
tidak memakai kancing, tetapi hanya diikat saja
3. Kain bedung yaitu kain yang
digunakan sebagai pembalut bayi
b. Jenis pakaian untuk laki-laki yang
masih kanak-kanak adalah gurita gantung berbentuk trapezium yang disebut juga
oto, baju monyet, baju bersatu dengan celana, berlengan pendek atau maju kemeja
biasa dengan celana pendek.
c. Jenis pakaian untuk orang dewasa
laki-laki adalah sebagai berikut :
1.
Baju
melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari dirumah,
bersifat santai untuk acara-acara tidak resmi. Bisa juga digunakan untuk
menerima tamu dirumah atau pergi bertamu kerumah kerabat.
2.
Baju
melayu cekak musang terdiri dari celana, kain, dan songkok atau tanjak. Bentuk
baju ini berupa leher tidak berkerah dan berkancing hanya sebuah serta bagian
depan leher baju berbelah kebawah sepanjang lebih kurang lima jari supaya mudah
dimasukkan dari atas melalui kepala, berlengan lebar, serta berkocek sebuah
dibagian atas kiri dan dua buah dibagian kiri dan kanan. Baju ini digunakan
untuk acara keluarga seperti kenduri.
3.
Baju
melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin, dan penutup
kepala atau songkok. Bentuk baju ialah leher berkerah dan berkancing ( berupa
kancing tap, kancing emas atau permata dan lain-lain bergantung pada tingkat
social dan kemampuan pemakai). Jumlah kancing yang lazim empat buah melambangkan
“sahabat rasulullah” atau lima buah yang melambangkan “rukun islam”[3]
d.
Jenis pakaian untuk orangtua sama dengan laki-laki
dewasa, hanya saja dalam menggunakan bahan pakaian dan warna disesuaikan dengan
usianya. Dahulunya orang tua yang memegang jabatan dalam pemerintahan biasanya
memakai baju berkancing tujuh dengan pantolannya berwarna putih yang terbuat
dari kain drill.[4]
2. Pakaian Melayu Perempuan
jenis
pakaian melayu Pada kaum perempuan yaitu:
a. Bayi perempuan sama pakaiannya
dengan bayi laki-laki
b. Kanak-kanak perempuan menggunakan
kain sarung dengan baju pendek tanpa selendang.
c. Pakaian pada perempuan dewasa yaitu :
1.
Baju
kurung, yang terdiri atas kain, baju dan selendang. Panjang atau kedalaman baju
agak diatas lutut. Ada juga baju kurung untuk sehari-hari dirumah yang
kedalamannya sepinggang atau sedikit dibawah pinggang. Selendang dipakai dengan
lepas di bahu dan biasanya tak melingkar dileher pemakai .bentuk baju berlengan
panjang dan ukuran badan longgar, tidak boleh ketat. Bahannya bervariasi: polos,
berbunga-bunga, dan lain-lain.
2.
Baju
kebaya labuh, yang terdiri dari kain, baju, dan selendang. Panjang lengan baju
kira-kira dua jari dari pergelangan tangan sehingga gelang yang dikenakan
perempuan kelihatan dan lebar lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan
lengan. Kedalaman bervariasi dari sampai betis atau sedikit keatas.Bagi
perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri dari
tiga macam yaitu :
o
Siput
tegang. Biasanya digunakan untuk pengantin dan dikerjakan oleh Mak Andam.
o
Siput
cekak. Biasanya digunakan untuk sehari-hari.
o
Siput
lintang. Biasanya siput yang digunakan untuk perempuan yang berambut panjang,
lebat, dan terjurai.
o
Sedangkan
untuk tudung atau penutup kepala dipakai dengan dua cara, yaitu :
ü Tudung digunakan untuk menutupi
kepala dengan bagian yang agak terjurai dan terjuntai kesamping pipi kiri
dan kanan.
ü Tudung lingkup. Pemakaiannya mirip
dengan cadar yang dipakai oleh wanita arab, yakni yang kelihatan hanya mata
atau sekurang-kurangnya hanya terlihat wajah.[5]
d. Bagi perempuan tua boleh dikatakan
sama dengan perempuan dewasa hanya warna yang disesuaikan dengan tingkat usia
dan bahannya.
B.
SIMBOL
DALAM PAKAIAN MELAYU
Bagi
orang Melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh
dari panas dan dingin, juga menyerlahkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu
mewujudkan nilai-nilai terala (luhur) yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Pakaian
wajib menutup aurat
Pakaian
terletak pada tempatnya
Pakaian
melekat pada patutnya
Pakaian
beragam pada maknanya
Mengandung
adat dengan lembaga
Mengandung
tunjuk dengan ajar
Mengandung
sifat dengan tabiat
Mengandung
tuah dengan marwah
Dengan bersebatinya lambang-lambang
budaya dengan pakaian, kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat mustahak
dalam kegidupan orang Melayu. berbagai ketentuan adat mengatur tentang bentuk,
corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan
adat itu diberlakukan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang
memakainya.
Elok
pakaian menutup malu
Molek
pakaian menjemput budi
Sanggam
pakaian menjunjung adat
Mulia
pakaian makna bermakna
Kaya
pakaian ragam beragam
Di dalam ungkapan disebutkan bahwa
“pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut ada makna dan gunanya. ”Semuanya
dikaitkan dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat sehingga pakaian
berkembang dengan makna yang beraneka ragam.
Setiap lambang mengandung makna
tertentu. “Ada benda ada maknanya, ada cara ada artinya, ada letak ada
sifatnya.”
Setiap simbol mengandung makna
tertentu “ada benda ada maknanya, ada cara ada artinya, dan ada letak ada
sifatnya”.[6]Begitu pula dalam pakaian melayu yang
memiliki simbol dalam pakaian yang dikenakan orang melayu.
1. Motif
Dilihat dari carak atau motifnya
pakaian melayu memiliki simbol dan makna tertentu:
o
Corak
semut beriring.
Corak ini dikaitkan dengan makna yang mengacu pada sifat kerukunan dan gotong
royong.
o
Corak
itik pulang. Corak
ini dikaitkan dengan dengan kerukunan dan persatuan, tidak terpecah belah.
o
Corak
naga berjuang.
Corak ini dihubungkan dengan legenda tentang tentang naga sebagai penguasa
lautan, gagah berani, dan pejuang.
2. Warna
Simbol dalam bentuk warna mengatur
hal-hal berikut:
·
Kuning. Digunakan untuk raja-raja dan
bangsawan sebagai lambang kekuasaan
·
Merah. Digunakan untuk masyarakat secara
umum sebagai lambang kerakyatan.
·
Hijau
dan putih.
Digunakan untuk alim ulama sebagai lambang agama islam
·
Biru. Digunakan untuk orang besar
kerajaan sebagai lambang orang patut-patut.
·
Hitam. Digunakan pemangku dan pemuka adat
sebagai lambang “hidup dikandung adat, mati dikandung tanah”. Warna hitam juga
dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima.[8]
3. Cara Memakai Pakaian
Lambang juga ditempatkan pada cara
memakai pakaian melayu. Yaitu:
a. Bagi
Perempuan
·
Bagi
anak gadis harus memakai kepala kainnya didepan.
·
Bagi
orang perempuan tua memakai kepala kainnya disamping kanan.
·
Perempuan
yang bersuami, tapi belum tua memakai kepala kainnya dibelakang
·
Bagi
yang janda, memakai kepala kainnya disebelah kiri.[9]
b. Bagi
laki-laki
·
Bagi
raja, kepala kainnya boleh ditempatkan dimana saja (bebas) tapi lazimnya
sebelah belakang berat kedepan.
·
Bagi
kaum bangsawan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekanan.
·
Bagi
orang besar kerajaan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekiri.
·
Bagi
putra mahkota (putra raja), kepala kainnya sebelah kanan berat kedepan.
·
Bagi
datuk-datuk, kepala kainnya sebelah kiri berat kedepan.
·
Bagi
orang awam, kepala kainnya dibelakang penuh.
·
Untuk
pengaturan cara menempatkan kedalaman kain sampin, yaitu:
·
Bagi
orang patut-patut kedalaman kainnya sedikit dibawah lutut
·
Bagi
orang muda-muda dan hulubalang kedalaman kainnya sedikit diatas lutut
·
Bagi
orang awam kedalaman kainnya labuh kebawah[10]
Pada akhirnya, simbol-simbol dalam
pakaian orang melayu dapat:
1. Menunjukkan identitas orang melayu
itu sendiri
2. Mencerminkan status seseorang
seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dan lain-lain.
3. Mencerminkan jati diri dan kepribadian
orang melayu
4. Sebagai simbol atau lambang
keluhuruan seluruh masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang
berperadaban.
5. Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur
agama islam.
6. Merupakan salah satu keagungan
budaya melayu
7. Merupakan puncak kebudayaan melayu
yang dapat kita saksikan sekarang ini.
C.
CONTOH BUSANA MELAYU
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna
dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat,
sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu
juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian
sebagai penjemput budi, Pakaian penjunjung adat, Pakaian sebagai penolak bala,
dan Pakaian menjunjung bangsa.
Pada akhirnya, simbol-simbol dalam pakaian orang melayu
dapat: Menunjukkan identitas orang melayu itu sendiri, Mencerminkan status
seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dll, Mencerminkan jati diri
dan kepribadian orang melayu, Sebagai simbol atau lambang keluhuruan seluruh
masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang berperadaban..
Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama islam, Merupakan salah satu keagungan
budaya melayu dan Merupakan puncak kebudayaan melayu yang dapat kita saksikan
sekarang ini.
B.
Saran
Diharapkan
dengan adanya makalah ini kepada setiap pembaca
hendaknya memberikan saran serta kritik yang membangun sehingga untuk pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.
Kami selaku kelompok mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini karena manusia tidak luput dari
kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, B.A, dkk. 2004. Busana
Melayu. Pekanbaru : Yayasan Pustaka Riau.
Elmustian
Rahman, dkk.2003. Tamadun Melayu. Kuala Lumpur.
Muhammad,
Bushar. 2000. Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta : Pradnya Paramita.
http://www.majelismelayu.com
[1]Muhammad, Bushar, Pokok-Pokok
Hukum Adat, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2000), hlm. 45
[2]Ibid.,hlm.46-47
[3]http://www.pekanbaruriau.com/2010/10/pakaian-melayu-riau.html
[4]
M.A Effendi, B.A. Busana Melayu, (Pekanbaru
: Yayasan Pustaka Riau, 2004), hlm. 33
[5]Ibid
[7]Ibid.,hlm. 35
[8]Ibid.,hlm.36
[9]Http://www.majelismelayu.com
[10]Ibid