Selasa, 07 Mei 2013

CARA MEMBUAT KUE BOLU ENAK

Resep Brownies dan Cara Membuat Kue Brownis - Enak, manis dan nikmat perpaduan coklat adalah salah satu ciri khas dari kue brownies. Rata-rata kue kering ini disukai oleh banyak orang Indonesia. Akan tetapi, brownies juga memiliki beragam jenis yang banyak ditemukan dipasaran.

Salah satunya adalah brownies kukus yang masuk kedalam jenis kue basah. Ya, kue brownies kukus adalah makanan yang harganya lumayan mahal dipasaran. Akan tetapi, tetap pelanggan kue brownies kukus ini banyak dan sering dihidangkan dalam beragam acara.

Apakah Anda tertarik untuk membuat kue brownies kukus? Silahkan dilihat deh resep dan cara membuat kue brownies dibawah ini:

BAHAN KUE BROWNIES KUKUS:
  •     170 gram dark cooking chocolate
  •     75 gram margarin
  •     2 butir telur
  •     75 gram gula pasir
  •     75 gram tepung terigu
  •     Kacang Walnut
  •     ½ Sendok teh baking powder
CARA MEMBUAT KUE BROWNIES KUKUS:
  •     Lelehkan dark cooking chocolate dan margarin.
  •     Kocok telur dan gula sampai larut.
  •     Masukkan tepung dan baking powder yang sudah diayak dan diaduk rata.
  •     Tambahkan cokelat cair dan margarin sambil diaduk rata.
  •     Tuang dalam loyang brownies yang dioles margarin dan dialasi kertas. Sisihkan.
  •     -Panaskan kukusan dahulu setelah mendidih kemudian baru masukkan loyang brownies, sebelum ditutup, taruh kacang walnut yg sudah diiris tipis dan dioseng dengan Teflon (api kecil) agar tampak kecoklatan.
  •     Kukus 30 menit dengan api kecil.
  •     Angkat keluarkan dari loyang, kemudian belah dengan pisau yg tajam.
  •     supaya jangan hancur, angkat bagian atasnya, kemudian isi tengahnya dengan coklat meses atau dark cooking coklat yg sudah diparut (sedikit saja dan merata) lalu satukan kembali dengan belahan atas brownies kukus.
  •     Tunggu dingin dan siap dihidangkan.
Nah, itulah panduan singkat dan juga resep membuat kue brownies kukus. Tentu ini adalah kabar baik bagi anda, apalagi saat ini sedang mencari panduan membuat kue brownies. Mungkin buat ibu rumah tangga ataupun remaja-putri yang ingin berkreasi didapur ala chef ya? :)

Rabu, 01 Mei 2013

PUISI TERIKAT








 
Rindu ku Berkarat

Diantara rindu yang menjerat
Aku tersedak dalam hasrat
Diantara jerit tangis ingin ku mengerat
Aku hamper saja mengingat erat-erat

Aku rindu sangat
Sungguh bukan sesaat
Sungguh aku bukan malaikat yang sesat
Sungguh cintamu menjerat

Aku sekarat…
Sungguh aku rindu sangat
Rinduku padamu semakin lama semakin berkarat
Karena sungguh cintaku padamu tak bersyarat
Aku tetap mencintamu hingga akhir hayat….

Oleh : Sang Pencinta















Minggu, 28 April 2013

simbol dalam pakaian melayu



Makalah

SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN
ADAT ISTIADAT MELAYU


Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah
Islam dan Tamadun Melayu



DOSEN PENGAMPU : H. MULYADI, S.Ag.,M.Si







DISUSUN OLEH : KELOMPOK V

CHIKA ANJAR SARI
DEWI YULIANTI
LUTFI



SEMESTER VI (ENAM)
PGMI B




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN
TAHUN 2013







KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Islam dan Tamadun Melayu dengan judul  Simbol-simbol dalam Pakaian Adat Melayu” dimana dalam makalah ini akan mendeskripsikan mengenai simbol-simbol dalam pakaian melayu.
Pakaian merupakan symbol budaya yang menandai perkembangan akulturasi dan kekhasan budaya tertentu.Pakaian juga dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran masyarakat, termasuk pakaian tradisional melayu.Pakaian tradisional melayu terdiri dari pakaian harian dan pakaian adat. Pakaian harian dapat dipakai setiap hari, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua.Pakaian sehari-hari dikenakan untuk berbagai kegiatan harian seperti bekerja diladang, bermain, dirumah dan lain-lain.Sedangkan Pakaian tradisional melayu terdiri dari berbagai macam jenis pakaian.Jenis pakaian biasanya tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan yang dilakukan.Misalnya pada acara-acara resmi.
Selanjutnya penulis  mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini selesai dengan tepat waktu dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tembilahan,  April 2013
Penulis


Kelompok V







DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 2         
C.     Tutujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pakaian Adat Melayu..................................................................................... 2
1.      Pakaian Melayu Laki-laki.................................................................... .... 4
2.      Pakaian Melayu Perempuan................................................................ .... 5
B.     Symbol dalam Pakaian Melayu................................................................. .... 6
1.    Motif .................................................................................................... .... 7
2.    Warna.................................................................................................... .... 7
3.    Cara Memakai Pakaian ........................................................................ .... 8
C.     Contoh Busana Melayu.................................................................................. 9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 12
B.     Saran ............................................................................................................. 12

Daftar  Pustaka










BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pakaian melayu sudah dikenal sejak dahulu, seperti pada masa-masa kerajaan sudah mengenal yang namanya pakaian yang indah-indah. Pakaian merupakan symbol budaya yang menandai perkembangan akulturasi dan kekhasan budaya tertentu.Pakaian juga dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran masyarakat, termasuk pakaian tradisional melayu. Pakaian tradisional melayu terdiri dari pakaian harian dan pakaian adat.       
Pakaian harian dapat dipakai setiap hari, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Pakaian sehari-hari dikenakan untuk berbagai kegiatan harian seperti bekerja diladang, bermain, dirumah dan lain-lain
Sedangkan Pakaian tradisional melayu terdiri dari berbagai macam jenis pakaian.Jenis pakaian biasanya tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan yang dilakukan.Misalnya pada acara-acara resmi.
Bagi orang melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga mengisyaratkan lambang-lambang.Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana bentuk dan jenis pakaian melayu?
2.      Bagaimana cara memakai pakaian melayu dengan benar?
3.      Apa saja simbol yang tertera  pada pakaian melayu?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui bentuk dan jenis pakaian melayu
2.      Untuk mengetahui cara memakai pakaian melayu dengan benar
3.      Untuk mengetahui symbol yang tertera dalam pakaian melayu





BAB II
PEMBAHASAN
SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN ADAT ISTIADAT MELAYU

A. PAKAIAN ADAT MELAYU
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah cukup banyak gambaran yang menyatakan bahwa seseorang yang berhasil melaksanakan perintah raja lalu ”diberi persalinan dengan selengkap pakaian” dan “memakailah pakaian yang indah-indah. Akan tetapi, sulit mencari keterangan seperti apakah agaknya segala macam pakaian indah-indah yang dianugerahkan itu. Namun, disebutkan bahwa pakaian raja-raja, dengan warna Diraja (Royal Ccolour) yaitu warna kuning, dan larang-an memakai kain tipis yang berbayang-bayang seperti kasa. Lebih-lebih dalam Adat Raja-Raja Melayu diperoleh keterangan cukup banyak tentang pakaian majelis (dalam arti pertamanya mengacu pada keindahan) dan patut dibawa ke dalam majelis (dalam arti kedua yang mengacu kepada makna perkumpulan orang ramai), sopan, dan merendahkan diri.
Dalam  Kitab Pengetahuan Bahasa yang menyatakan pula sebagai berikut :
“Adapun pakaian orang Melayu daripada dahulu, sehelai seluar dipakai di dalam, kemudian barulah memakai kain bugiskah atau sutera, labuhnya hingga lepas lutut kira-kira sepelempap. Kemudian, baharulah memakai ikat pinggang, terkadang diluar kain terkadang di dalam kain. Kemudian barulah memakai baju, ‘belah dada’ namanya atau ‘baju kurung’, kemudian disisipkan keris, sebelah keris kepalanya keluar tiada meniarap, dan sapu tangan, bertanjak. Adapun seluarnya terkadang seluar ketat berkancing kakinya. Syahdan pada penglihatan mataku sangatlah tampan orang-orang Melayu memakai cara Melayu yang dahulu-dahulu, tiada bengis rupanya. Adapun sekarang ini, yakni masa aku mengarang kitab ini, maka tiadalah aku lihat lagi pakaian orang Melayu seperti pakaian adat-istiadat lama, bercampur baur dengan kaidah pakaian orang Inggris dan Holanda.”
Pada masa ketika Raja Ali Haji menyiapkan Kitab Pengetahuan Bahasa sekitar tahun 1858 ternyata sudah banyak bentuk pakaian Melayu yang terlupakan atau tak dipakai orang lagi. Hal itu disebabkan deraskan pengaruh kebudayaan Barat pada masa itu.
Bagi orang melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga mengisyaratkan lambang-lambang.Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Dengan adanya lambang-lambang budaya yang tersematkan di pakaian melayu, maka kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat penting dalam kehidupan orang melayu.Berbagai ketentuan adat mengatur bentuk, corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian.Ketentuan-ketentuan itu di berlakuan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.[1]
Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat, sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu[2]:
1.      pakaian sebagai penutup malu, yang berarti pakaian berfungsi sebagai alat penutup aurat, menutup aib dan malu dalam arti yang luas. Kalau salah memakai menimbulkan malu, kalau salah corak juga menimbulkan malu, oleh karena itu pakaian harus dibuat, ditata dan dikenakan sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku didalam masyarakat.
2.      pakaian sebagai penjemput budi, yang berarti pakaian berfungsi untuk membentuk budi pekerti, membentuk kepribadian, membentuk watak sehingga si pemakai tahu diri dan berakhlak mulia.
3.      Pakaian penjunjung adat, yang berarti pakaian harus mencerminkan nilai-nilai luhur yang terdapat didalam adat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat.
4.      Pakaian sebagai penolak bala, yang bermakna berpakaian dengan cara yang benar dan patut akan menghindarkan pemakainya dari mendapat bahaya atau malapetaka
5.      Pakaian menjunjung bangsa, yang berarti dengan bersepadunya lambang-lambang dan nilai-nilai yang tertera dipakaian maka terjemalah kepribadian bangsa atau masyarakat pemakainya. Pakaian dalam budaya melayu harus mampu menunjukkan jati diri pemakainya.

1.      Pakaian Melayu Laki-Laki
Jenis pakaian melayu Pada kaum laki- laki, yaitu:
a.       Jenis-jenis pakaian untuk laki-laki yang masih bayi adalah sebagai   berikut :
1.      Gurita yaitu sejenis berut yang dipakain pada bagian perut bayi.
2.      Baju belah yaitu sejenis baju yang tidak memakai kancing, tetapi hanya diikat saja
3.      Kain bedung yaitu kain yang digunakan sebagai pembalut bayi
b.      Jenis pakaian untuk laki-laki yang masih kanak-kanak adalah gurita gantung berbentuk trapezium yang disebut juga oto, baju monyet, baju bersatu dengan celana, berlengan pendek atau maju kemeja biasa dengan celana pendek.
c.       Jenis pakaian untuk orang dewasa laki-laki adalah sebagai berikut :
1.         Baju melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari dirumah, bersifat santai untuk acara-acara tidak resmi. Bisa juga digunakan untuk menerima tamu dirumah atau pergi bertamu kerumah kerabat.
2.         Baju melayu cekak musang terdiri dari celana, kain, dan songkok atau tanjak. Bentuk baju ini berupa leher tidak berkerah dan berkancing hanya sebuah serta bagian depan leher baju berbelah kebawah sepanjang lebih kurang lima jari supaya mudah dimasukkan dari atas melalui kepala, berlengan lebar, serta berkocek sebuah dibagian atas kiri dan dua buah dibagian kiri dan kanan. Baju ini digunakan untuk acara keluarga seperti kenduri.
3.         Baju melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin, dan penutup kepala atau songkok. Bentuk baju ialah leher berkerah dan berkancing ( berupa kancing tap, kancing emas atau permata dan lain-lain bergantung pada tingkat social dan kemampuan pemakai). Jumlah kancing yang lazim empat buah melambangkan “sahabat rasulullah” atau lima buah yang melambangkan “rukun islam”[3]
d.      Jenis pakaian untuk orangtua sama dengan laki-laki dewasa, hanya saja dalam menggunakan bahan pakaian dan warna disesuaikan dengan usianya. Dahulunya orang tua yang memegang jabatan dalam pemerintahan biasanya memakai baju berkancing tujuh dengan pantolannya berwarna putih yang terbuat dari kain drill.[4]

2.      Pakaian Melayu Perempuan
    jenis pakaian melayu Pada kaum perempuan  yaitu:
a.       Bayi perempuan sama pakaiannya dengan bayi laki-laki
b.      Kanak-kanak perempuan menggunakan kain sarung dengan baju pendek tanpa selendang.
c.       Pakaian pada  perempuan dewasa yaitu :
1.        Baju kurung, yang terdiri atas kain, baju dan selendang. Panjang atau kedalaman baju agak diatas lutut. Ada juga baju kurung untuk sehari-hari dirumah yang kedalamannya sepinggang atau sedikit dibawah pinggang. Selendang dipakai dengan lepas di bahu dan biasanya tak melingkar dileher pemakai .bentuk baju berlengan panjang dan ukuran badan longgar, tidak boleh ketat. Bahannya bervariasi: polos, berbunga-bunga, dan lain-lain.
2.        Baju kebaya labuh, yang terdiri dari kain, baju, dan selendang. Panjang lengan baju kira-kira dua jari dari pergelangan tangan sehingga gelang yang dikenakan perempuan kelihatan dan lebar lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Kedalaman bervariasi dari sampai betis atau sedikit keatas.Bagi perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri dari tiga macam yaitu :
o   Siput tegang. Biasanya digunakan untuk pengantin dan dikerjakan oleh Mak Andam.
o   Siput cekak. Biasanya digunakan untuk sehari-hari.
o   Siput lintang. Biasanya siput yang digunakan untuk perempuan yang berambut panjang, lebat, dan terjurai.
o   Sedangkan untuk tudung atau penutup kepala dipakai dengan dua cara, yaitu :
ü  Tudung digunakan untuk menutupi kepala dengan bagian yang agak terjurai  dan terjuntai kesamping pipi kiri dan kanan.
ü  Tudung lingkup. Pemakaiannya mirip dengan cadar yang dipakai oleh wanita arab, yakni yang kelihatan hanya mata atau sekurang-kurangnya hanya terlihat wajah.[5]
d.      Bagi perempuan tua boleh dikatakan sama dengan perempuan dewasa hanya warna yang disesuaikan dengan tingkat usia dan bahannya.

B.     SIMBOL DALAM PAKAIAN MELAYU
        Bagi orang Melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga menyerlahkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai terala (luhur) yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Pakaian wajib menutup aurat
Pakaian terletak pada tempatnya
Pakaian melekat pada patutnya
Pakaian beragam pada maknanya
Mengandung adat dengan lembaga
Mengandung tunjuk dengan ajar
Mengandung sifat dengan tabiat
Mengandung tuah dengan marwah
Dengan bersebatinya lambang-lambang budaya dengan pakaian, kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat mustahak dalam kegidupan orang Melayu. berbagai ketentuan adat mengatur tentang bentuk, corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan adat itu diberlakukan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.
Elok pakaian menutup malu
Molek pakaian menjemput budi
Sanggam pakaian menjunjung adat
Mulia pakaian makna bermakna
Kaya pakaian ragam beragam
Di dalam ungkapan disebutkan bahwa “pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut ada makna dan gunanya. ”Semuanya dikaitkan dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam.
Setiap lambang mengandung makna tertentu. “Ada benda ada maknanya, ada cara ada artinya, ada letak ada sifatnya.”
Setiap simbol mengandung makna tertentu “ada benda ada maknanya, ada cara ada artinya, dan ada letak ada sifatnya”.[6]Begitu pula dalam pakaian melayu yang memiliki simbol dalam pakaian yang dikenakan orang melayu.
1. Motif
Dilihat dari carak atau motifnya pakaian melayu memiliki simbol dan makna tertentu:
o   Corak semut beriring. Corak ini dikaitkan dengan makna yang mengacu pada sifat kerukunan dan gotong royong.
o   Corak itik pulang. Corak ini dikaitkan dengan dengan kerukunan dan persatuan, tidak terpecah belah.
o   Corak naga berjuang. Corak ini dihubungkan dengan legenda tentang tentang naga sebagai penguasa lautan, gagah berani, dan pejuang.
o   Corak bunga-bunga. corak ini dikaitkan dengan keindahan, kecantikan, dan kesucian.[7]

2. Warna
Simbol dalam bentuk warna mengatur hal-hal berikut:
·         Kuning. Digunakan untuk raja-raja dan bangsawan sebagai lambang kekuasaan
·         Merah. Digunakan untuk masyarakat secara umum sebagai lambang kerakyatan.
·         Hijau dan putih. Digunakan untuk alim ulama sebagai lambang agama islam
·         Biru. Digunakan untuk orang besar kerajaan sebagai lambang orang patut-patut.
·         Hitam. Digunakan pemangku dan pemuka adat sebagai lambang “hidup dikandung adat, mati dikandung tanah”. Warna hitam juga dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima.[8]

3.   Cara Memakai Pakaian
Lambang juga ditempatkan pada cara memakai pakaian melayu. Yaitu:
a.    Bagi Perempuan
·         Bagi anak gadis harus memakai kepala kainnya didepan.
·         Bagi orang perempuan tua memakai kepala kainnya disamping kanan.
·         Perempuan yang bersuami, tapi belum tua memakai kepala kainnya dibelakang
·         Bagi yang janda, memakai kepala kainnya disebelah kiri.[9]
b.   Bagi laki-laki
·         Bagi raja, kepala kainnya boleh ditempatkan dimana saja (bebas) tapi lazimnya sebelah belakang berat kedepan.
·         Bagi kaum bangsawan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekanan.
·         Bagi orang besar kerajaan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekiri.
·         Bagi putra mahkota (putra raja), kepala kainnya sebelah kanan berat kedepan.
·         Bagi datuk-datuk, kepala kainnya sebelah kiri berat kedepan.
·         Bagi orang awam, kepala kainnya dibelakang penuh.
·         Untuk pengaturan cara menempatkan kedalaman kain sampin, yaitu:
·         Bagi orang patut-patut kedalaman kainnya sedikit dibawah lutut
·         Bagi orang muda-muda dan hulubalang kedalaman kainnya sedikit diatas lutut
·         Bagi orang awam kedalaman kainnya labuh kebawah[10]

Pada akhirnya, simbol-simbol dalam pakaian orang melayu dapat:
1.      Menunjukkan identitas orang melayu itu sendiri
2.      Mencerminkan status seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dan lain-lain.
3.      Mencerminkan jati diri dan kepribadian orang melayu
4.      Sebagai simbol atau lambang keluhuruan seluruh masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang berperadaban.
5.      Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama islam.
6.      Merupakan salah satu keagungan budaya melayu
7.      Merupakan puncak kebudayaan melayu yang dapat kita saksikan sekarang ini.

C.    CONTOH  BUSANA  MELAYU
Kebaya labuh


Baju Teluk Belanga
Baju gunting cina
Baju cekak musang

Baju Kurung perempuan

 
Bedung Bayi

Baju Kebaya

Baju Belah

 

BAB III
PENUTUP
A.         Kesimpulan
Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat, sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian sebagai penjemput budi, Pakaian penjunjung adat, Pakaian sebagai penolak bala, dan Pakaian menjunjung bangsa.
Pada akhirnya, simbol-simbol dalam pakaian orang melayu dapat: Menunjukkan identitas orang melayu itu sendiri, Mencerminkan status seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dll, Mencerminkan jati diri dan kepribadian orang melayu, Sebagai simbol atau lambang keluhuruan seluruh masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang berperadaban.. Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama islam, Merupakan salah satu keagungan budaya melayu dan Merupakan puncak kebudayaan melayu yang dapat kita saksikan sekarang ini.

B.     Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini  kepada setiap pembaca hendaknya memberikan saran serta kritik yang membangun sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.
Kami selaku kelompok mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini karena manusia tidak luput dari kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.





DAFTAR PUSTAKA

Effendi, B.A, dkk. 2004.  Busana Melayu. Pekanbaru : Yayasan Pustaka Riau.

Elmustian Rahman, dkk.2003. Tamadun Melayu. Kuala Lumpur.

Muhammad, Bushar. 2000. Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta : Pradnya Paramita.


http://www.majelismelayu.com
















[1]Muhammad, Bushar, Pokok-Pokok Hukum Adat,  (Jakarta : Pradnya Paramita, 2000), hlm. 45
[2]Ibid.,hlm.46-47
[3]http://www.pekanbaruriau.com/2010/10/pakaian-melayu-riau.html
[4] M.A Effendi, B.A. Busana Melayu, (Pekanbaru : Yayasan Pustaka Riau, 2004), hlm. 33
[5]Ibid
[6]Elmustian Rahman, dkk, Tamadun Melayu. Kuala Lumpur, 2003, hlm. 34
[7]Ibid.,hlm. 35
[8]Ibid.,hlm.36
[9]Http://www.majelismelayu.com
[10]Ibid